Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Allah SWT telah menggambarkan kenikmatan surga melalui berbagai macam cara.
Terkadang, Allah mengacaukan akal sehat manusia melalui firman-Nya dalam hadits qudsi,
“Kusiapkan bagi hamba-hamba Ku yang shalih (di dalam surga), yaitu apa yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tak pernah terlintas dalam hati semua manusia”.
Kemudian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Bacalah jika kalian mau, ''Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang'' (QS. As-Sajdah : 17).
Di tempat lain, Allah membandingkan kenikmatan surga dengan dunia untuk menjatuhkan, dan merendahkannya.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Tempat cemeti di dalam surga lebih baik dari dunia, dan seisinya”
Kenikmatan surga juga Allah Ta’ala digambarkan dengan menyebut manusia yang berhasil memasuki surga, dan selamat dari adzab neraka. Sebagai orang yang memperoleh kemenangan yang besar.
Sebagaimana Allah Ta’ala firmankan yang artinya,
“Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir, didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah kemenangan yang besar” (QS. An-Nisaa’ : 13).
Berikut pilihan dari beberapa sifat dan kenikmatan yang ada di dalam surga. Semoga Allah mudahkan langkah kita dalam menggapai surga-Nya. Yaitu :
1.) Penamaan Surga.
Surga (Al Jannah) secara bahasa berarti : Kebun (Al Bustan), atau kebun yang di dalamnya terdapat pepohonan. Bangsa Arab juga biasa memakai kata Al Jannah untuk menyebut pohon kurma.
Secara istilah, Surga ialah Nama yang umum mencakup suatu tempat (yang telah dipersiapkan oleh Allah bagi mereka yang mentaati-Nya), di dalamnya terdapat segala macam kenikmatan, kelezatan, kesenangan, kebahagiaan, dan kesejukan sejauh pandangan mata.
Surga juga disebut dengan berbagai macam nama selain Al Jannah, diantaranya :
- Darus Salam (Negeri Keselamatan, QS. Yunus : 25).
- Darul Khuld (Negeri yang Kekal, QS. Qaaf : 34).
- Jannatun Na’im (Surga yang Penuh Kenikmatan, QS. Luqman : 8, Al Firdaus (QS. Al Kahfi : 108), dan berbagai penamaan lainnya.
2.) Pintu-Pintu Surga.
Surga memiliki pintu-pintu. Dalam sebuah hadits dari shahabat Sahl bin Sa’ad radhiyallaahu 'anhu, dari Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam,
“Di dalam surga terdapat delapan pintu, di antaranya adalah Ar Rayyan. Tidak ada yang memasukinya, kecuali orang-orang yang berpuasa”.
Dari Utbah bin Ghazawan radhiyallaahu 'anhu, beliau berkata mengenai lebar tiap pintu surga, “Rasulullah bersabda kepada kami bahwasanya jarak antara daun pintu ke daun pintu surga lainnya sepanjang perjalanan empat puluh tahun, dan akan datang suatu hari ketika orang yang memasukinya harus berdesakan”.
Jarak perjalanan satu pintu surga ke pintu surga selanjutnya ialah panjang nya hampir sama dengan 70.000 tahun di dunia.
3.) Tingkatan Surga.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya surga terdiri atas seratus tingkat, jarak antara dua tingkatnya seperti jarak antara langit dan bumi, Allah menyediakannya untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya”.
Tingkatan surga yang paling tinggi ialah Surga Firdaus. Nabi memerintahkan umatnya untuk berdo'a memohon Surga Firdaus melalui sabdanya,
“Jika kalian meminta pada Allah mintalah kepada-Nya Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus adalah surga yang paling utama, dan merupakan tingkatan tertinggi dari surga lain nya, di atasnya terdapat ‘Arsy Ar Rahman, dan dari Firdaus itulah memancar sungai-sungai surga”.
4.) Bangunan-Bangunan di dalam Surga.
“Tetapi, orang-orang yang bertaqwa kepada-Nya, mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi” (QS. Az-Zumar : 20).
Dari Abu Musa Al Asy’ari dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda,
“Sesungguhnya bagi orang-orang mukmin di dalam surga disediakan kemah yang terbuat dari mutiara yang besar dan berlubang, panjangnya 60 mil, di dalamnya untuk tempat tinggal keluarganya, di sekelilingnya tinggal pula orang mukmin lain-Nya namun mereka tidak dapat saling melihat satu sama lain”.
5.) Makanan-makanan Penghuni Surga.
“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan” (QS. Al Waqi’ah : 20-21).
5.) Makanan-makanan Penghuni Surga.
“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan” (QS. Al Waqi’ah : 20-21).
Adapun buah-buahan surga adalah Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah Ta’ala yang artinya, “Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, kemudian mereka mengatakan :
''Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu, karena mereka diberi buah-buahan yang serupa” (QS. Al Baqarah : 25).
Syaikh As Sa’diy rahimahullah menjelaskan, keserupaan dalam ayat diatas
“Ada yang berpendapat serupa dalam hal jenis, namun berbeda dalam penamaan, adapula yang berpendapat saling menyerupai satu sama lain, dalam kebaikannya, kelezatannya, kesenangannya, dan semua pendapat tersebut benar"
6.) Minuman Penghuni Surga.
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari sebuah piala yang berisi minuman, yang campurannya adalah air kafur, yaitu Mata air (dalam surga) yang daripadanya ialah hamba-hamba Allah yang berhak untuk minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Insan : 5-6).
Ibnu Asyur menjelaskan mengenai kafur, “Yaitu minyak yang keluar dari tanaman mirip tanaman oleander yang tumbuh di negeri Cina, ketika usianya telah mencapai satu tahun mengalir dari dahannya, minyak tersebut disebut kafur. Minyak tersebut kental, dan apabila bercampur dengan air, maka jadilah ia minuman memabukkan”.
''Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu, karena mereka diberi buah-buahan yang serupa” (QS. Al Baqarah : 25).
Syaikh As Sa’diy rahimahullah menjelaskan, keserupaan dalam ayat diatas
“Ada yang berpendapat serupa dalam hal jenis, namun berbeda dalam penamaan, adapula yang berpendapat saling menyerupai satu sama lain, dalam kebaikannya, kelezatannya, kesenangannya, dan semua pendapat tersebut benar"
6.) Minuman Penghuni Surga.
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari sebuah piala yang berisi minuman, yang campurannya adalah air kafur, yaitu Mata air (dalam surga) yang daripadanya ialah hamba-hamba Allah yang berhak untuk minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Insan : 5-6).
Ibnu Asyur menjelaskan mengenai kafur, “Yaitu minyak yang keluar dari tanaman mirip tanaman oleander yang tumbuh di negeri Cina, ketika usianya telah mencapai satu tahun mengalir dari dahannya, minyak tersebut disebut kafur. Minyak tersebut kental, dan apabila bercampur dengan air, maka jadilah ia minuman memabukkan”.
Oleh karena itu, “ka’san” dalam ayat ini maksudnya ialah piala yang biasa menjadi wadah khamar, sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Jalalain. Kata “ka’san” ini juga dipakai dalam ayat,
“Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah seperti sejenis jahe” (QS. Al Insan : 17).
Dan maksudnya ialah minuman arak yang telah bercampur jahe, karena bangsa Arab dahulu biasa mencampur arak dengan jahe untuk menghilangkan bau busuk yang timbul dari nya.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
0 komentar:
Posting Komentar