Labels

Labels

" Dahsyatnya Siksa Api Neraka dalam Al-Qur'an "


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Al Ustadz Dzulqornain, berkata :
"Wahai hamba Allah, kaum muslimin, ketahuilah sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan makhluk supaya mereka mengenal Allah Subhanahu Wa Ta’ala, menyembah-Nya dan supaya mereka takut kepada-Nya. Dan, Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menggambarkan tentang pedihnya siksaan-Nya, dan dahsyatnya akan api neraka.

Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala telah memperingatkan dari api Neraka, dan Demi Allah! Tidaklah Allah Subhanahu Wa Ta’ala memperingatkan kepada hamba-Nya, dan membuat mereka takut kepada sesuatu pun yang lebih keras, dan lebih dahsyat dari api Neraka. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,


فَأَنْذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظَّى

Yang artinya : “Maka, kami memperingatkan kamu dengan Neraka yang menyala-nyala” (Al Lail: 14).

Dan Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

إِنَّهَا لإحْدَى الْكُبَرِ. نَذِيرًا لِلْبَشَرِ
Yang Artinya : “Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar, sebagai ancaman bagi manusia” (Al Muddatsir: 35).

Neraka di dalam Al-Qur’an.
Berikut ini kami suguhkan tentang gambaran neraka dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala:

هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ
Yang artinya : “Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka, orang kafir akan dibuatkan untuk pakaian-pakaian mereka yang terbuat dari api neraka. Lalu, disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka” (QS. Al-Hajj: 19).

Lalu, para penghuni neraka akan dikenakan untuk mereka pakaian yang terbuat dari aspal yang lalu dibakar dengan api neraka. Tidak cukup itu saja, Al-Hamim (air yang sedang mendidih, dan sangat panas) akan disiramkan ke atas kepala mereka, kemudian kita berlindung hanya kepada Allah agar tidak menjadi ahli neraka.

Kemudian Allah melanjutkan,

يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ
Yang artinya : “Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka, dan juga kulit (mereka)” (QS. Al-Hajj: 20).
Betapa dahsyat panas air tersebut. Saat disiramkan di atas kepala, maka air tersebut akan menghancurkan isi perutnya, dagingnya, dan ususnya. Isi perutnya meleleh karena panasnya air neraka yang mendidih tersebut. Sehingga kulit mereka juga meleleh. Kita memohon keselamatan kepada Allah dari beratnya siksa neraka.

Selanjutnya Allah berfirman,

وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ
Yang artinya : “Dan untuk mereka cambuk-cambuk yang terbuat dari besi” (QS. Al-Hajj: 21).
Maqami’ itu semacam palu atau martil dari besi yang dipukulkan ke kepala mereka. Maka, ketika mereka hendak keluar dari neraka, dipukulkan martil-martil tersebut di atas kepala mereka supaya siksa tidak terputus dari mereka.


كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا فِيهَا وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
Yang artinya : “Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan): "Rasailah adzab yang membakar ini".” (QS. Al-Hajj: 22).

Dalam ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ

Yang artinya : “Sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad: 15)
Benar saja, lalu mereka dipaksa untuk meminum air neraka yang sangat mendidih dan sangat panas dan menghancurkan seluruh isi perutnya.

Sesungguhnya panasnya api neraka Jahannam tidak tertandingi. Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam, mengabarkan, panasnya lebih dari 70 kali dari panasnya api yang ada di dunia.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala, menggambarkan tentang tikar dan selimut ahli neraka,

لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ

Yang artinya : “Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka terdapat selimut (yang terbuat dari api neraka)” (QS. Al-A’raf: 41).
Dari bawah penghuni neraka ada tikar yang terbuat dari api neraka, sedangkan dari atasnya mereka diselimuti dengan selimut yang terbuat dari api neraka juga. Dari sini, dapat kita padukan dengan ayat-ayat yang lain, bahwa para penghuni neraka akan dipakaikan baju dari aspal neraka lalu dibakar, tikar dari neraka, selimut dari neraka, dan juga cambuk (martil) yang terbuat dari besi.

Allah Ta’ala menyebutkan tentang angan-angan (keinginan) para penghuni neraka, yaitu kematian. Mereka ingin sekali mati, sehingga tidak merasakan adzab neraka yang maha (sangat) dashsyat. Hal ini sebanding dengan angan-angan (keinginan) mereka selama di dunia, yaitu mereka hanya berangan, dan berhayal dapat hidup seribu tahun, atau lebih. Mereka sangat cinta terhadap kehidupan di dunia yang bersifat sementara ini. Sedangkan di akhriat mereka sangat berharap agar bisa mati. Tapi, kita hanya berlindung kepada Allah agar tidak menjadi dari bagian orang-orang kafir.


وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا

Yang artinya : “Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati, dan tidak (pula) diringankan dari mereka adzabnya” (QS. Faathir: 36).
Yakni, dia tidak mati, dan tidak akan diringankan adzabnya.

Saat di neraka, adzab tidak akan dihentikan barang sejenak, karena yang menyiksa adalah para malaikat yang sudah Allah bekali dengan kekuatan luar biasa. Mereka tidak mengenal lelah, atau capek sehingga tidak ada istirahat dari siksa bagi penghuni neraka. Setiap detik, setiap menit, dan setiap jam penghuni neraka disiksa tanpa henti, dan mereka tidak bisa mati.
Seperti dalam ayat berikut :

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا
Yang artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al-Nisa’: 56).

'' MASUK NERAKA HANYA KARENA SEEKOR KUCING ''


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Islam telah mengajarkan kepada manusia yang berakal bahwa kebaikan mereka terletak pada keridhaan Allah SWT, sedangkan keburukan mereka terletak pada kemurkaan-Nya.
Keridhaan Allah diperoleh dengan mengabdikan diri kepada-Nya. Di samping itu, keridhaan & kemurkaan Allah, terletak pada interaksi mereka dengan semua makhluk secara umum. Sikap ihsan kepada Allah tidak akan terwujud, kecuali dengan berbuat baik kepada setiap makhluk-Nya. Termasuk juga seekor Kucing.

Hati yang keras dan tabiat yang buruk bisa menjerumuskan pemiliknya ke dalam Neraka. Hal itu karena, ia kosong dari kasih sayang yang membuatnya tidak peduli terhadap apa yang dia lakukan kepada orang lain. Maka ia membunuh, memukul dan merusak, maupun menyiksa. Dengan itu, mereka mencelakakan diri mereka disebabkan oleh apa yang mereka lakukan kepada orang lain. Di antara mereka ada seorang wanita yang diceritakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dia mengurung seekor kucing sampai ia mati kelaparan, dan kehausan. Karena perbuatan itu dia pun masuk Neraka.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda :

دَخَلَتِ امْرَأَةٌ النَّارَ فِي هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا فَلاَ هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَلاَ هِيَ أَرْسَلَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ اْلأَرْضِ حَتَّى مَاتَتْ هَزْلاً
Artinya : “Seorang wanita masuk Neraka karena seekor kucing yang diikatnya. Dia tidak memberinya makan, dan dia tidak membiarkannya memakan serangga bumi, sehingga mati kelaparan.” (Muttafaq 'Alaih)

Kemudian, Allah memasukkan wanita tersebut ke dalam neraka karena telah menyakiti, dan menyiksa makhluk Allah, dan tidak melaksanakan perintah Allah berupa berbuat baik kepada setiap makhluk-Nya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إنَّ الله كَتَبَ الإحسّانَ على كُلِّ شيءٍ، فإذَا قَتَلْتُم فَأَحْسِنُوا القِتْلَة ، وإذا ذَبَحْتُم فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ ، وليُحِدَّ أحدُكُمْ شَفْرَتَهُ ، ولْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُArtinya : "Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh, maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu juga, hendaklah kalian menajamkan pisaunya, dan menyenangkan atas hewan sembelihan kalian." (HR. Muslim).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menyampaikan kepada kita bahwa kita dapat meraih pahala dengan berbuat baik kepada binatang, ataupun siapa saja. Jika dia enggan memberinya makan (hewan peliharaan) yang menjaganya, maka dia harus melepasnya, dan membiarkannya bebas di bumi Allah yang luas. Ia pasti mendapatkan makanan yang bisa menjaga hidupnya. Lebih-lebih, Allah telah menyediakan rizki bagi kucing tersebut dari sisa-sisa makanan orang, begitu pula dengan serangga yang telah ditangkap-Nya.

Pelajaran-pelajaran, dan faedah-faedah hadits di atas :

1.) Besarnya dosa orang-orang yang menyiksa binatang, dan menyakiti-Nya dengan memukul, dan membunuh. Wanita ini masuk Neraka, karena dia menjadi sebab kematian seekor kucing.
2.) Boleh menahan binatang seperti kucing, burung, dan sebagainya, jika ia diberi makan, dan minum. Jika tidak mampu, atau tidak mau, maka hendaknya melepaskannya, dan membiarkannya pergi di bumi Allah yang luas untuk mencari rizkinya/makanan nya sendiri.
3.) Di akhirat, manusia di adzab sesuai dengan perbuatannya di dunia. Wanita ini diserang oleh seekor kucing di neraka dengan mencakari tubuhnya, karena telah menyiksa nya, menyakiti, ataupun membunuh-Nya.

Sumber : Shohih Al-Qoshosh, karya DR. Umar Sulaiman Abdullah al-Asyqor Dosen Fakultas Syari’ah Universitas Yordania.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

'' Surga dan Kenikmatan-Nya ''


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Allah SWT telah menggambarkan kenikmatan surga melalui berbagai macam cara.
Terkadang, Allah mengacaukan akal sehat manusia melalui firman-Nya dalam hadits qudsi,
“Kusiapkan bagi hamba-hamba Ku yang shalih (di dalam surga), yaitu apa yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tak pernah terlintas dalam hati semua manusia”.
Kemudian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Bacalah jika kalian mau, ''Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang'' (QS. As-Sajdah : 17).

Di tempat lain, Allah membandingkan kenikmatan surga dengan dunia untuk menjatuhkan, dan merendahkannya.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Tempat cemeti di dalam surga lebih baik dari dunia, dan seisinya”

Kenikmatan surga juga Allah Ta’ala digambarkan dengan menyebut manusia yang berhasil memasuki surga, dan selamat dari adzab neraka. Sebagai orang yang memperoleh kemenangan yang besar.
Sebagaimana Allah Ta’ala firmankan yang artinya,
“Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir, didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah kemenangan yang besar” (QS. An-Nisaa’ : 13).

Berikut pilihan dari beberapa sifat dan kenikmatan yang ada di dalam surga. Semoga Allah mudahkan langkah kita dalam menggapai surga-Nya. Yaitu :

1.) Penamaan Surga.
Surga (Al Jannah) secara bahasa berarti : Kebun (Al Bustan), atau kebun yang di dalamnya terdapat pepohonan. Bangsa Arab juga biasa memakai kata Al Jannah untuk menyebut pohon kurma.
Secara istilah, Surga ialah Nama yang umum mencakup suatu tempat (yang telah dipersiapkan oleh Allah bagi mereka yang mentaati-Nya), di dalamnya terdapat segala macam kenikmatan, kelezatan, kesenangan, kebahagiaan, dan kesejukan sejauh pandangan mata.
Surga juga disebut dengan berbagai macam nama selain Al Jannah, diantaranya :
- Darus Salam (Negeri Keselamatan, QS. Yunus : 25).
- Darul Khuld (Negeri yang Kekal, QS. Qaaf : 34).
- Jannatun Na’im (Surga yang Penuh Kenikmatan, QS. Luqman : 8, Al Firdaus (QS. Al Kahfi : 108), dan berbagai penamaan lainnya.

2.) Pintu-Pintu Surga.
Surga memiliki pintu-pintu. Dalam sebuah hadits dari shahabat Sahl bin Sa’ad radhiyallaahu 'anhu, dari Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam,
“Di dalam surga terdapat delapan pintu, di antaranya adalah Ar Rayyan. Tidak ada yang memasukinya, kecuali orang-orang yang berpuasa”.
Dari Utbah bin Ghazawan radhiyallaahu 'anhu, beliau berkata mengenai lebar tiap pintu surga, “Rasulullah bersabda kepada kami bahwasanya jarak antara daun pintu ke daun pintu surga lainnya sepanjang perjalanan empat puluh tahun, dan akan datang suatu hari ketika orang yang memasukinya harus berdesakan”.
Jarak perjalanan satu pintu surga ke pintu surga selanjutnya ialah panjang nya hampir sama dengan 70.000 tahun di dunia.

3.) Tingkatan Surga.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya surga terdiri atas seratus tingkat, jarak antara dua tingkatnya seperti jarak antara langit dan bumi, Allah menyediakannya untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya”.
Tingkatan surga yang paling tinggi ialah Surga Firdaus. Nabi memerintahkan umatnya untuk berdo'a memohon Surga Firdaus melalui sabdanya,
“Jika kalian meminta pada Allah mintalah kepada-Nya Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus adalah surga yang paling utama, dan merupakan tingkatan tertinggi dari surga lain nya, di atasnya terdapat ‘Arsy Ar Rahman, dan dari Firdaus itulah memancar sungai-sungai surga”.

4.) Bangunan-Bangunan di dalam Surga.
“Tetapi, orang-orang yang bertaqwa kepada-Nya, mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi” (QS. Az-Zumar : 20).
Dari Abu Musa Al Asy’ari dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda,
“Sesungguhnya bagi orang-orang mukmin di dalam surga disediakan kemah yang terbuat dari mutiara yang besar dan berlubang, panjangnya 60 mil, di dalamnya untuk tempat tinggal keluarganya, di sekelilingnya tinggal pula orang mukmin lain-Nya namun mereka tidak dapat saling melihat satu sama lain”.

5.) Makanan-makanan Penghuni Surga.
“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan” (QS. Al Waqi’ah : 20-21).
Adapun buah-buahan surga adalah Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah Ta’ala yang artinya, “Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, kemudian mereka mengatakan :
''Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu, karena mereka diberi buah-buahan yang serupa” (QS. Al Baqarah : 25).
Syaikh As Sa’diy rahimahullah menjelaskan, keserupaan dalam ayat diatas
“Ada yang berpendapat serupa dalam hal jenis, namun berbeda dalam penamaan, adapula yang berpendapat saling menyerupai satu sama lain, dalam kebaikannya, kelezatannya, kesenangannya, dan semua pendapat tersebut benar"

6.) Minuman Penghuni Surga.
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari sebuah piala yang berisi minuman, yang campurannya adalah air kafur, yaitu Mata air (dalam surga) yang daripadanya ialah hamba-hamba Allah yang berhak untuk minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Insan : 5-6).
Ibnu Asyur menjelaskan mengenai kafur, “Yaitu minyak yang keluar dari tanaman mirip tanaman oleander yang tumbuh di negeri Cina, ketika usianya telah mencapai satu tahun mengalir dari dahannya, minyak tersebut disebut kafur. Minyak tersebut kental, dan apabila bercampur dengan air, maka jadilah ia minuman memabukkan”.
Oleh karena itu, “ka’san” dalam ayat ini maksudnya ialah piala yang biasa menjadi wadah khamar, sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Jalalain. Kata “ka’san” ini juga dipakai dalam ayat, 
“Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah seperti sejenis jahe” (QS. Al Insan : 17).
Dan maksudnya ialah minuman arak yang telah bercampur jahe, karena bangsa Arab dahulu biasa mencampur arak dengan jahe untuk menghilangkan bau busuk yang timbul dari nya.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

'' DOSA YANG LEBIH BESAR DARI BERZINA ''





Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyun­g. Pakaianya yang serba hitam, menandakan bahwa ia berada dalam dukacita yang mencekam. Kerudungnya menagkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias, muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang rampingdan roman mukanya yang cantik, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya.

Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s. Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan salam. Maka, terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata,
"Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya." "Apakah dosamu wahai wanita cantik?" tanya Nabi Musa a.s. terkejut. "Saya takut mengatakannya,"jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa.

Maka, perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya... telah berzina. "Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya cekik lehernya sampai tewas," ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya.

Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia mengherdik,
"Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!", teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.

Perempuan berwajah cantik dengan hati, bagaikan kaca yang membentur batu, hancur luluh segera bangkit, dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk keluar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan, ia tak tahu mau dibawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya.

Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya,­ Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya,
"Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?", Nabi Musa terperanjat.
"Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina, dan pembunuh itu?"
Maka, Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril.
"Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang nista itu?". "Ada!, jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran. Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina".

Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib, dan tidak perlu atas dirinya. Berarti, ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur, dan memerintah hamba-Nya.

Sedang orang yang bertaubat, dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya, dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya, Tuhan pasti mau menerima kedatangannya. (Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH Abdurrahman Arroisy).

Dalam hadis Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, disebutkan :
''Orang yang meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an, membunuh 70 nabi, dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah.

Dalam hadis yang lain disebutkan,
''Bahwa orang yang meninggalkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari di akhirat perbandingannya, adalah seribu tahun di dunia''.

'' Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubuilaiik ''

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

'' BIDADARI SURGA ''




Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


'' Bidadari Surga''

Bidadari, dalam arti yang sesungguhnya hanya terdapat dalam surga. Merupakan salah satu bentuk servis Allah Ta’ala kepada para ahli surga. Bahkan, bidadari-bidadari yang selalu disebut-sebut Allah dalam firman-firmanNya, mampu membuat kaum muslimin berfasta biqul khairat untuk memperoleh bidadari-bidadari surga tersebut.

Jadi, bidadari-bidadari surga merupakan salah satu pemacu semangat kaum muslimin dalam hal beribadah, untuk memperoleh kenikmatan surga tersebut. Sebab, salah satu kenikmatan surga yang selalu di idam-idamkan oleh setiap kaum muslimin adalah ingin mendapat pelayanan, dan cinta kasih bidadari. Karena keelokannya, kecantikannya, keharuman tubuhnya, serta keperawanan nya yang tidak pernah hilang meskipun dipakai berulang kali membuat banyak orang merindukannya.

Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Allah menciptakan bidadari terdiri dari 4 warna, putih, hijau, kuning dan merah. Tubuhnya diciptakan dari za’faran, misik, anbar, dan kafur. Rambutnya dari sutera, mulai dari jari-jari kakinya sampai ke lututnya tercipta dari za’faran. Dari lutut sampai ke payudaranya diberi harum-haruman dari minyak misik. Mulai dari kedua payudaranya sampai ke lehernya diberi harum-haruman dari minyak anbar. Dari lehernya sampai kepalanya diberi harum-haruman dari kafur. Seandainya bidadari ini meludah dengan sekali ludahan ke dunia, maka semua air didunia menjadi misik. Di dadanya tertulis nama suaminya, dan sebuah nama dari nama Allah. Pada setiap tangannya terdapat 10 gelang dari emas, jari-jarinya tedapat 10 cincin, pada setiap kakinya terdapat 10 binggel (gelang kaki) dari jauhar dan mutiara”.

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya istri-istri penghuni surga (bidadari) selalu bernyanyi untuk suami mereka dengan suara yang sangat merdu yang tidak bisa didengar oleh seorangpun (selain suaminya)”.

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam berabda :
“Wajah bidadari itu bisa dilihat, kamarnya lebih jernih (bersih) dari pada kaca. Lebih rendah-rendahnya mutiara yang dikenakannya itu bisa menyinari antara Timur, dan Barat. (Setiap) bidadari mengenakan 70 pakaian yang tembus pandang, sehingga bisa dilihat sumsum betisnya dari luar kulitnya”.

Meskipun, bidadari itu memiliki banyak kelebihan, dan derajat terhormat, tetapi didalam surga mereka masih kalah mulia dengan keempat wanita dunia yang memliki keistimewaan. Karena itu, keempat wanita dunia ini disurga, menjadi junjungan seluruh penghuni surga, termasuk bidadari. Keempat wanita tersebut adalah : Maryam binti Imran, Fatimah binti Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam, Khadijah binti Khuwailid dan Asiyah binti Muzahim.

Sebagaimana disebutkan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya :
“Wanita yang menjadi junjungan ahli surga itu ada empat : Maryam, Fatimah, Khadijah dan Asiyah”.

Kecantikan yang abadi, adalah Kecantikan para bidadari, yang sering kali para seniman, dan sastrawan kehabisan kata-kata dalam menggambarkan keindahan, dan kesucianya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Cerita : '' MATAHARI DITAHAN TERBENAM UNTUK NABI YUSYA’ BIN NUN, KARENA BERJIHAD DI JALAN ALLAH SWT ''




Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Nabi Musa ‘alaihis salam memiliki seorang murid yang menemaninya mencari Ilmu. Dia adalah Yusya’ Bin Nun, dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan hikmah kenabian, dan mukjizat yang nyata kepadanya. Setelah Nabi Musa ‘alaihis salam wafat, Nabi Yusya’ bin Nun ‘alaihis salam membawa Bani Israil ke luar dari padang pasir. Mereka berjalan hingga menyeberangi sungai Yordania, dan akhirnya sampai di kota Jerica.

Kota Jerica, adalah Sebuah kota yang mempunyai pagar, dan pintu gerbang yang kuat. Bangunan-bangunan di dalamnya tinggi-tinggi, serta berpenduduk padat. Nabi Yusya’ dan Bani Israil yang bersamanya, mengepung kota tersebut sampai enam bulan lamanya.

Suatu hari, mereka bersepakat untuk menyerbu ke dalam. Diiringi dengan suara terompet, dan pekikan takbir, dan dengan satu semangat yang kuat, mereka pun berhasil menghancurkan pagar pembatas kota, kemudian memasukinya. Di situ mereka mengambil harta rampasan, dan membunuh dua belas ribu pria dan wanita. Mereka juga memerangi sejumlah raja yang berkuasa. Mereka berhasil mengalahkan sebelas raja, dan raja-raja yang berkuasa di Negeri Syam. Pada hari itu, ialah hari Jum’at, peperangan belum juga usai, sementara matahari sudah hampir terbenam. Berarti hari Jum’at akan berlalu, dan hari Sabtu akan tiba.

Padahal, menurut syari’at pada saat itu, pada Sabtu dilarang melakukan peperangan. Oleh karena itu, Nabi Yusya’ bin Nun berkata : 
“Wahai matahari, sesungguhnya engkau hanya mengikuti perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala, begitu pula aku. Aku bersujud mengikuti perintah-Nya. Ya Allah Subhanahu Wa Ta’ala, tahanlah matahari itu untukku agar tidak terbenam dulu!”.
Maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala menahan matahari agar tidak terbenam sampai dia berhasil menaklukkan negeri ini, dan memerintahkan bulan agar tidak menampakkan dirinya.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata, bahwa Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, yang artinya:
"Sesungguhnya matahari itu tidak pernah tertahan, tidak terbenam, hanya karena seorang manusia, kecuali untuk Yusya’. Yakni pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis (untuk berjihad)" (H.R Ahmad dan sanad-nya sesuai dengan syarat Al-Bukhari).

Akhirnya, Nabi Yusya’ dan kaumnya berhasil memerangi, dan menguasai kota tersebut. Setelah itu Nabi Yusya’ bin Nun memerintahkan kaumnya untuk mengumpulkan harta rampasan perang untuk dibakar. Namun, api tidak mau membakarnya. Lalu, beliau meminta sumpah kepada kaumnya. Dan, akhirnya diketahui ternyata ada dari kaumnya yang berkhianat dengan menyembunyikan emas sebesar kepala sapi.
Akhirnya, orang-orang yang berkhianat mengembalikan apa yang mereka curi dari harta rampasan perang itu. Kemudian, dikumpulkan dengan harta rampasan perang lainnya. Barulah kemudian api mau membakarnya.

Demikian syari'at yang dibawa oleh Nabi sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam. Yaitu, tidak boleh mengambil harta rampasan perang. Dan, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyempurnakan syariat-Nya dengan memperbolehkan bagi Rasululloh Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam untuk mengambil rampasan perang agar dapat diambil manfaat yang banyak dari harta rampasan perang itu.
Setelah Baitul Maqdis dapat dikuasai oleh Bani Israil, maka mereka hidup di dalamnya, dan di antara mereka ada Nabi Yusya’ yang memerintah mereka dengan Kitab Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Taurat, sampai akhir hayatnya. Dia kembali ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala saat berumur seratus dua puluh tujuh tahun, dan masa hidupnya setelah wafatnya Nabi Musa ‘alaihis salam, adalah dua puluh tujuh tahun.
(Sumber Rujukan : Al Qur’anul Karim, Riyadhus Shalihin, Syarah Lum’atil I’tiqod)


Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

DEMO POST GAMBAR

BERIKUT ADALAH DEMO POST DENGAN GAMBAR SILAHKAN SUNTING SESUAI KEINGINAN ANDA VISIT HYPERLINKCENTER